Workshop Pengelolaan Limbah di MSN
Oleh : Akhmad Irfan (Mudabbir Mabna Syekh Nawawi)
Berita Ma'had. Selasa, 28 Maret 2017. Mabna Syaikh Nawawi (MSN) Ma’had Al-Jami’ah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta telah menyelenggarakan kegiatan WORKSHOP dengan tema “Pengelolaan Limbah” yang bertempat di ruang belajar lantai 2 gedung Mabna Syaikh Nawawi. Workshop ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah khususnya limbah rumah tangga di lingkungan asrama seperti cangkang telur dan koran bekas. Workshop ini mengambil tema “When Creativity Meets Artistry”.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam acara workshop tersebut terdiri dari pembukaan, pembacaan Kalam Ilahi, sambutan, workshop sesi 1 (materi), workshop sesi 2 (praktek), ishoma, doa dan penutup.
Dalam sambutan pembukaan workshop, Dede Puji Setiono S.Pd. selaku Murobbi Mabna Syaikh Nawawi menyampaikan: “Kesadaran dan kepekaan mahasantri terhadap lingkungan itu sangat penting”. Seharusnya persoalan pelik mengenai sampah yang terjadi sehari-hari dapat diminimalisir dengan adanya kreativitas dan kemauan mengelolanya. Limbah dapat dijadikan media berkreativitas untuk menghasilkan karya seni.
Workshop ini dipandu oleh Ahmad Soleh S. Pd. selaku Mudabbir Mabna Syaikh Nawawi, dalam pemaparan materinya, Soleh mengatakan: “Memanfaatkan limbah yang tidak terpakai itu mudah.” Kemudian Soleh juga menyampaikan bahwa pemanfataan limbah sebagai bentuk kreativitas Mahasantri, “Aktivitas ini merupakan bentuk kreativitas kita dalam memanfaatkan limbah,” imbuhnya.
Workshop ini merupakan rangkaian acara kegiatan yang dilakukan untuk menyambut dan meresmikan masjid baru Mabna Syaikh Nawawi pada hari jum’at 31 maret 2017. Workshop ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menggali kreativitas Mahasantri dengan mengolah sampah menjadi suatu karya yang estetis, meningkatkan kreativitas, jiwa seni Mahasantri dan kepekaan (kesadaran) Mahasantri Mabna Syaikh Nawawi akan pentingnya pengelolaan limbah untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai seni.
Output dari workshop pengelolaan limbah berbahan dasar cangkang telur dan koran tersebut berupa kaligrafi dengan desain yang berbeda-beda sesuai dengan ide dan kreativitas Mahasantri di setiap kelompok.
Proses pembuatan kaligrafi tersebut menggunakan bahan dasar cangkang telur dan koran serta beberapa alat bantuan seperti gunting, spidol, lem, pisau dan cat minyak. Proses yang dilakukan dalam membuat kaligrafi tersebut yaitu dengan membuat pola kaligrafi sesuai dengan ide dan kreativitas masing-masing kelompok, mengumpulkan cangkang telur koran, serta beberapa alat yang dibutuhkan, kemudian merebus cangkang telur yang sudah ada guna untuk menghilangkan bau dan agar cangkang telur dapat tahan lama (awet). Setelah proses perebusan selesai tahap selanjutnya yang dilakukan yaitu dengan mengupas kulit telur dari cangkang bagian dalamnya hal ini digunakan untuk memudahkan dalam menempel kulit telur pada media yang telah disiapkan, sehingga akan merekat dengan baik. Tahap selanjutnya yaitu menempel kulit telur yang telah dikupas di atas pola kaligrafi yang telah dibuat sebelumnya, setelah selesai menempelkan cangkang telur maka tahap selanjutnya adalah finishing atau tahap akhir yaitu mengecat kaligrafi yang sudah selesai dengan cat minyak. Hal ini agar hasil dari kaligrafi tersebut terlihat lebih mengkilat atau berkilau. (AI)