Sebuah Otobiografi: MENEMBUS BATAS MENGGAPAI PRESTASI
Oleh: Fawaz Fuhaedi Sirajudin (Mahasantri Mabna Syekh Nawawi)
Banyak orang berkata bahwa perubahan lingkungan harus dimulai dari individu masing-masing. Namun, individu tidak akan memulai bila tidak ada inspirasi yang datang dari orang-orang sekitar. Dari hal terkecil bisa menjadi besar dikemudian hari. Pepatah mengatakan usaha tidak akan mengkhianati proses.
“Ora et Labora” begitulah motto dari Acep Lukman Nul Hakim mahasiswa semester tujuh Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekaligus menjadi pengurus Ma’had Al-Jamiah UIN Jakarta. Asal boleh dari pedesaan namun impiannya tetap setinggi langit.
Berlatar-belakang guru, mengenyam ilmu di Pesantren sekaligus Madrasah Aliyah membuat ia giat untuk mengembangkan minat dan bakatnya sejak dini. Kegiatan padat semasa sekolahnya tidak membuat ia jenuh, justru beliau merasa tertantang untuk melampaui batas kemampuannya.
Dimasa kecilnya sering mengikuti berbagai macam perlombaan salah satunya dibidang karya ilmiah yakni penulisan. Di masa-masa pesantrennya ia sangat gemar dan menghabiskan waktunya dengan menulis. Bahkan ia sempat ingin menciptakan sebuah buku dari hasil catatan kecilnya selama di pesantren, namun rencana itu tidak tercapai. Meski begitu, ia kini sudah mencetak dua buku yang telah beredar di pasaran. Mungkin itu adalah titik awal ia memulai suksesnya.
Memiliki latar belakang orang tua yang berprofesi pendidikan guru ternyata tidak sepenuhnya menurun kepada anaknya. Ia justru meng-explore kemampuannya di ilmu kedokteran. Namun, takdir berkata lain, profesi guru sepertinya sudah turun-temurun ke anaknya. Pada akhirnya ia melanjutkan kuliah di Pendidikan Biologi UIN Jakarta.
Semasa kuliah Ia dikenal aktif dikalangan mahasiswa yang terlibat aktif di berbagai event. Kegiatan terakhir yang ia gagas ialah Workshop Intel and Me yang digelar estafet di seluruh Indonesia. Ia pun menjadi Brand Ambassador pada acara tersebut. Menjadi Duta di sebuah acara besar prosesnya tidaklah mudah. Butuh kemampuan dan pengalaman yang baik untuk mencapai hal tersebut. Bakat dibidang penulisan dan jurnalistik sejak dini cukup membantu ia untuk membawanya hingga ke puncak karir sampai saat ini.
Saat ini memang ia jauh dari kampung halaman. Namun, ia lebih memilih untuk tinggal di Mahad Al-Jamiah UIN Jakarta dan kini sudah tahun ke-Empat. Selama di Mahad banyak yang ia tularkan kepada mahasantri lain yang juga menetap di sini. Baik dibidang akademik maupun non akademik. Ia mengajak kita untuk lebih sering berbahasa asing khususnya Inggris dan Arab. Tidak heran sejak kecil memang ia sudah mendalami bahasa Inggris bahkan ia dipercaya sebagai peserta KKN Internasional UIN Jakarta di Turki beberapa waktu lalu.
Banyak teman-teman dan mahasantri lainnya di sini yang merasa adanya perubahan. Seperti mengajarkan kepada kita bahwa jangan ada batasan untuk kita berkreativitas dan menelusuri minat dan bakat, juga saling merangkul dengan sesama serta tidak memandang senior maupun junior. Ia ingin meninggalkan jejak setelah lulus dan keluar dari Mahad. Mencetak mahasantri yang mengikuti jejaknya dikemudian hari.
Perubahan kecil berawal dari suatu yang kecil namun akan menjadi dampak manfaat yang besar suatu saat nanti. Hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, yakni saling membutuhkan satu sama lain. Tanpa adanya relasi dan inspirasi, kita bukan lah siapa-siapa.
Catatan Wawancara- Senin, 8 Oktober 2018