Rendahnya Kesadaran Pemuda dalam Membangun Bangsa
Rendahnya Kesadaran Pemuda dalam Membangun Bangsa
Oleh : Mukhlisin (Mahasantri Mabna Syekh Abdul Karim) Dalam empat tahun mendatang, kita akan menghadapi bonus demografi yaitu di mana jumlah penduduk usia produktif lebih banyak sehingga hal tersebut dapat mendongkrak ekonomi bangsa Indonesia. Tetapi perlu diingat, tidak semua bangsa mampu memafaatkan momentum langka yang akan terjadi tahun 2020-2030 ini. Bonus demografi bak pisau, ia akan menjadi bencana jika tidak di manfaatkan secara tepat. Diantara bencana tersebut adalah ledakan pengangguran. Dengan angkatan kerja yang sangat besar dari segi kuantitas tidak dapat diserap oleh perusahaan. Contoh yang baik untuk diikuti adalah korea dan jepang. Negara ini awalnya bukanlah negara yang besar. Negara ini luluh lantak akibat perang berkepanjangan. Jepang dibom oleh sekutu pada tanggal 4 agustus 1945 di kota Hiroshima dan tanggal 6 agustus 1945 yang menyebabkan lumpuhnya seluruh sendi kehidupan bangsa Jepang. Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, setelah bonus demografi  mereka manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Negara yang hancur, secara dramatis bangkit bahkan ikut memimpin dunia. Pun demikian dengan korea, negara yang kalah perang ini ikut bangkit dengan memanfaatkan bonus demografi. Namun tidak demikian dengan Indonesia. Banyak sekali masyarakat Indonesia tidak memiliki karakter yang mencerminkan masa depan cerah karena terus dibayangi oleh angkatan kerja yang meningkat yang tidak diimbangi dengan terserapnya para pekerja sehingga PHK dan pengangguran tersebar secara merata. Alternatif dari itu semua yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan baru oleh para pemuda yang sangat berpotensi dari segala segi. Namun, tidak banyak pemuda yang ikut berkontribusi dalam membangun bangsa. Diantara sebab tersebut ialah ketidaktahuan mereka akan cara berkontribusi untuk bangsa ini. Padahal banyak cara yang bisa ditempuh pemuda untuk bangsanya yaitu dengan memiliki visi yang besar. Tidak semua pemuda berani punya visi yang besar, padahal itu adalah sebuah kewajiban, khususnya para mahasiswa. Visi yang besar ini akan mendorong setiap pemuda untuk ikut memikirkan hal-hal besar, membuat keputusan-keputusan besar yang bisa dilakukan dengan tujuan membangun bangsanya. Bonus demografi bukanlah bencana jika kita menyikapinya dengan benar. Bonus demografi akan membawa berkah, membawa nama Indonesia ke angka 1 sebagai negara terkuat di asia atau bahkan dunia.