Rektor Hadiri Peringatan Isra' Mi'raj Ma'had Al-Jami'ah
Rektor Hadiri Peringatan Isra' Mi'raj Ma'had Al-Jami'ah
Oleh: Rif'atul Mahmudah (Mudabbiroh Mabna Syarifah Muda'im) Ada banyak makna dan hikmah yang bisa dipetik dari kisah perjalanan malam (night journey) Isra Miraj. Pertama, tentu munculnya kewajiban shalat bagi setiap pemeluk agama Islam atau umat Muslim. Meski kewajiban, sebaiknya jangan terpaksa menjalankan sholat karena ujungnya tidak ikhlas. Jalani shalat sebagai sebuah kecintaan kita kepada Allah Saw dan RasulNya yang sudah Mendapatkan perintah untuk menunaikan sholat. Hikmah selanjutnya, Nabi Muhammad Saw diberikan gambaran surga dan neraka sebagai balasan bagi setiap perbuatan manusia yang hidup di dunia. Orang yang baik, surga adalah balasannya. Sebaliknya, orang yang jahat, berzina, membenci orang lain, suka menggunjing, memakan riba, serakah, kejam, dan perbuatan-perbuatan tidak terpuji lainnya adalah neraka balasannya. Bagaimana agar kita bisa selamat dari siksa neraka? Muhammad sudah membawa Islam untuk kita lengkap dengan petunjuknya, Al Quran. Ikutilah petunjuk itu dengan ilmu dan pengetahuan yang cukup sehingga kita bisa menikmati indahnya surga dan menghindari siksa neraka. Namun, sebaiknya kita berbuat baik bukan karena surga dan negara, melainkan ikhlas dari hati yang paling dalam karena Allah. Dengan hati dan kesadaran yang ikhlas berbuat baik kepada sesama manusia dan makhluk itulah, Allah secara otomatis akan menyediakan surganya Kepada hamba-Nya. Peristiwa nyata perjalanan malam Isra' Mi'raj Nabi Muhammad dijelaskan dalam Alquran Surat Al Isra ayat 1. Tidak dijelaskan secara terperinci dalam surat tersebut. Dalam Alquran, sejarah Isra Miraj hanya dituliskan, setidaknya terjemahan bahasa Indonesia begini, "Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya (baca: Muhammad) pada suatu malam dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aksa yang Kami berkahi sekelilingnya supaya Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya, Dia adalah Maha Mendengar dan Maha Melihat. (Q.S. Al Isra ayat 1). Sabtu, 17 April 2018 Mahad al-Jami’ah mengadakan event Isra’ Mi’raj 1439 H yang diadakan di Mabna Syarifah Muda’im.  Kepanitiaan acara Isra’ Mi’raj ini merupakan panitia gabungan dari Mabna Syarifah Muda’im dan Mabna Syekh Nawawi. Berbagai persiapan telah dilakukan, seperti kegiatan mendekor dilakukan sejak jam 11 siang. Acara ini dimulai pada Pukul 18.00, dimulai oleh MC Azhari (Mudabbir MSN), dan dilanjutkan dengan buka bersama yang dilaksanakan di lapangan MSM. Kemudian dilanjut dengan salat berjamaah. Untuk registrasi para peserta diperkenankan untuk mengisi tepat pada pukul 19.00, dilakukan dengan cara bergantian. Setelah mengisi registrasi para peserta dipersilahkan untuk mengambil foto copyan al-Barzanji di tempat yang telah disediakan. Acara dilanjutkan dengan pembacaan al-Barzanji bersama. Setelah al-Barzanji selesai dibaca, acara dilanjut dengan sambutan rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Prof. Dr. Dede Rosyada M.A. suatu kehormatan bagi kami karena beliau berkenan hadir di acara kami yang terbilang sederhana ini. Kemuadian pada pukul 20.30 acara dilanjut dengan Mauidzatul Hasanah dari Kepala Pusat Mahad al-Jami’ah, yaitu Ust. Akhmad Sodiq, M.A. Beliau menjelaskan esensi Isra’ Mi’raj, sejarah, hikmah yang ada di dalamnya serta pentingnya kita meneladani perilaku rasulullah. Setelah itu, sebagai acara penutup Mabna Syekh Nawawi menampilkan penampilan hadroh. Acara ini ditutup tepat pada pukul 22.15 WIB dengan pembacaan doa oleh Pengasuh Mabna Syekh Nawawi, yaitu Ust. Utob Tobroni, Lc., MCL. Acara ini sungguh berjalan dengan lancar dan hikmat, semoga acara kedepannya lebih spektakuler dan lebih baik lagi