
Oleh:
Nurziulhaq/Sastra Arab/Mahasantri Mabna Syaikh Nawawi
Mentari telah datang ke peraduan
Layung merah melukis senja
Tatkala semua sinar mulai redup
Malam indah tersenyum, gemerlap bintang senja terang
Keindahan alam terasa dipenjuru dunia
Namun tidak bagiku
Tanpa permisi kebekuan hidup melanda diri
Serasa apa hidup yang terbaring mati
Kumandang masa penuh sepi
Serasa apa kisah dunia
Jika tanpa teman bicara
Seketika sekejap mata
Kilat beratus ribu diatas langit
Menepis bias kesepian tanpa terucap pamit
Adzan nirwana terlantun indah dari lisannya
Membuat bunga hidup kembali
Pergi hijrah meniti iman yang sempurna
Dia di depanku berjubah putih sutra purnama
Langkahnya lurus ke rumah sang kuasa
Bicaranya petuah hilang dari mubah
Dialah imam yang selama ini kudamba
Slalu ku nanti dalam sabar
Setelah ku sebut dalam doa
Hati yang pecah kini bersatu menjadi indah
Jaring berlubang kini tersulam menjadi sempurna
Sang pena menari dengan jari
Menulis semua perasaan hati
Namun bibir begitu sulit mengerti
Mengungkap rasa yang tersembunyi
Merapat pada kiblat, meminta pada shalat
Robbii….
Bukan aku pamit meninggalkanmu
Walau gunung menjepit
Kening tersungkur dihadapanmu
Kalbu bertasbih mengucap syukur
Atas anugrah yang kau hadirkan dihadapanku
Sosok indah dari surga pilihanmu.