“Perjalanan”
Oleh : Muqsith M Ridho (Mahasantri Mabna Syekh Abdul Karim)
Terlahirnya anak manusia ke dunia adalah berkat persaingan yang dimenangkan setelah mengalahkan berjuta juta saingan lainnya, maka terlahirlah kita sebagai manusia terbaik dari berjuta calon-calon manusia yang akan lahir. Persaingan pertama kali didalam hidup bahkan sebelum kita dilahirkan, persaingan yang tak pernah kita sadari, tidak bisa kita rasakan dan tak pernah bisa terbayangkan sebelumnya tetapi nyata adanya. Sadarkan kita akan suatu Dzat yang mengatur semua itu, Ke-Maha kuasaan-Nya, kasih sayang-Nya dan Dialah segala-galanya. Semua kenikmatan yang Ia beri, hidup, keluarga, sahabat dan berjuta-juta lagi kenikmatan yang diberikan begitu saja, maka bersyukur adalah hal yang sepatutnya seharusnya selau kita haturkan disetiap hembus nafas yang masih diberi.
Kenyataan dan ketidaktahuan membuatnya bertanya-tanya tentang semuanya, beribu pertanyaan menghantui pikiran yang menimbulkan keraguan, kebimbangan, keresahan dan ketidakpastian didalam menjalani kehidupan ini. Berfikir hingga lupa untuk bertindak bahkan lupa untuk bersyukur, lupa bahwa masalah yang ada adalah dari-Nya, lupa bahwa jalan keluar adalah dengan mengingat-Nya. Timbulah keimanan yang sadarkan kita bahwa akal tak bisa selalu diandalkan dalam menghadapi segala persoalan, berfikir dan berdzikir adalah kombinasi yang padu keduanya melezatkan setiap rintangan dan cobaan yang datang. Lahirkan tindakan yang pasti tanpa ragu untuk melangkah, tanpa lelah untuk berlari dan tanpa henti sebelum menjadi sesuatu yang berarti.
Tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang memiliki daya guna adalah sebuah tujuan didalam proses perjalanan hidup, setiap tahap yang dilalui adalah pelajaran yang menjadi pengalaman walaupun sebagian perjalanan menyakitkan memang menyakitkan, tetapi tersakiti dengan hal ini bukan melemahkan hati tetapi malah menguatkannya bahkan jika hati sudah seperti ini membuat kita selalu ingin menanti masalah-masalah baru yang akan terjadi.