Nasehat sesama muslim
Nasehat sesama muslim
faizal zaki - habib nabil Oleh : Faizal Zakki Muttaqin ( 11150340000061 / Mudabbir Ma'had Syeikh Abdul Karim - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin) Assalaamu’alaikum Wr. Wb Alhamdulillah patut kita syukuri atas nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita, sehingga kita masih bisa melakukan aktivitas kita dengan lancar dan semoga kita termasuk hamba Allah SWT yang mulia dan di pandang oleh Allah SWT sebagai hamba yang selalu bersyukur. Aamiin. Baik, untuk kali ini saya ingin menyampaikan tulisan. Tulisan saya ini sebagai bentuk dakwah dan semoga bermanfaat untuk kita semua Aamiin. Nasehat sesama muslim Kita sangat butuh dengan nasehat, apalagi di kalangan pemuda dan pemudi yang sangat butuh nasehat, dorongan dan motivasi. Tatkala kita malas, berharap ada yg selalu menasehati. Maka dari itu, jangan bosan menasehati dalam kebaikan, karena dengan nasehat, kita akan selalu di kenang. Al Habib Nabiel Al Musawa mengatakan: “ketahuilah orang yang sering memberi nasehat kepada kamu, itulah orang yang mencintai kamu”. Nasehat merupakan pilar ajaran Islam. Di antara bentuk nasehat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim adalah memberikan nasehat kepada saudaranya sesama muslim. Namun, nasehat ini tidak sempit sebagaimana yang diduga oleh sebagian orang. Karena hakekat dari nasehat adalah menghendaki kebaikan bagi saudaranya. عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain ada enam.” Lalu ada yang bertanya,“Apa itu ya Rasulullah.” Maka beliau menjawab, “Apabila kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya, apabila dia mengundangmu maka penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasehat kepadamu maka berilah nasehat kepadanya, apabila dia bersin lalu memuji Allah maka doakanlah dia -dengan bacaan yarhamukallah-, apabila dia sakit maka jenguklah dia, dan apabila dia meninggal maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim) an-Nawawi rahimahullah berkata: فَمَعْنَاهُ طَلَبَ مِنْك النَّصِيحَة ، فَعَلَيْك أَنْ تَنْصَحهُ ، وَلَا تُدَاهِنهُ ، وَلَا تَغُشّهُ ، وَلَا تُمْسِك عَنْ بَيَان النَّصِيحَة “Maknanya: -apabila- dia meminta nasehat darimu, maka wajib bagimu untuk menasehatinya, jangan hanya mencari muka di hadapannya, jangan pula menipunya, dan janganlah kamu menahan diri untuk menerangkan nasehat –kepadanya-.” (Syarh Muslim [7/295] asy-Syamilah) Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: ومن حقوق المسلم على المسلم أن تنصحه إذا استنصحك ، فتشير عليه بما تحبه لنفسك ، فإن من غش فليس منا ، فإذا شاورك في معاملة شخص أو في تزويجه أو غيره ، فإن كنت تعلم منه خيرا فأرشده إليه ، وإن كنت تعلم منه شرا ، فحذره ، وإن كنت لا تدري عنه ، فقل له : لا أدري عنه ، وإن طلب أن تبين له شيئا من الأمور التي تقتضي البعد عنه ، فبينه له “Di antara kewajiban seorang muslim atas muslim yang lain adalah kamu harus menasehatinya jika dia meminta nasehat kepadamu, sehingga kamu akan menunjukkan kepadanya apa yang kamu senangi untuk dirimu sendiri, karena orang yang menipu bukan termasuk golongan kita. Apabila dia bermusyawarah kepadamu -meminta saran- ketika berhubungan dengan seseorang atau dalam urusan pernikahannya atau urusan yang lain, maka apabila kamu mengetahui kebaikan darinya maka arahkanlah ia kepadanya. Apabila kamu mengetahui keburukan darinya maka peringatkanlah dia darinya. Apabila kamu tidak mengetahui tentangnya maka katakanlah kepadanya; aku tidak tahu tentangnya. Apabila dia meminta kamu untuk menerangkan sesuatu perkara yang semestinya dia menjauh darinya maka terangkanlah hal itu kepadanya.” (adh-Dhiya’ al-Lami’ min al-Khuthab al-Jawami’ [1/233] asy-Syamilah) AlHabib Umar Bin Muhammad Bin Salim Bin Hafidz mengatakan: “senang ketika mendapatkan nasehat dan menerimanya dengan baik, menunjukan hatinya yang sehat (selamat dari penyakit hati) dan hati yang sakit susah di nasehati dan susah baginya untuk menerima nasehat”. “Dan saling menasehatilah dalam (menaati) kebaikan, dan saling menasehatilah dalam (menetapi) kesabaran” (QS. Al-Ashr: 3) Mungkin cukup sekian bila ada penulisan dan kata-kata yang salah mohon dimaafkan. Semoga bermanfaat Wallahu’alam @FZM