MOTIVASI MENGGAPAI PRESTASI
MOTIVASI MENGGAPAI PRESTASI
Oleh : Nur Rifki Fuadi (Mahasantri Mabna Syekh Nawawi)   Orangtua sering berkata, “nak kamu harus berprestasi, baik, pinter, soleh dan solehah.” Perkataan itu selalu terngiang-ngiang dalam kehidupan kita. Prestasi menjadi suatu hal yang membanggakan baik untuk keluarga itu sendiri atau diri pribadi. Persepsi itu terus bertahan dan bahkan menjadi sebuah penilaian tersendiri terhadap kualitas pribadi manusia. Prestasi bukanlah sesuatu yang didapatkan secara kebetulan, semua membutuhkan proses. Harapan sukses di masa yang akan datang menjadikan alasan seseorang menitih satu persatu  dalam menggapai prestasi. Usaha dan doa adalah dua simbiosis yang tidak dapat dipisahakan terutama dalam menggapai prestasi. Ahmad Rifai Rif`an dalam bukunya Man Sabara Dzafira mengatakan ”jangan kau kerdilkan kekuasaan Tuhan dengan permintaan yang kerdil-kerdil”. Artinya ketika kita berdoa kepada Allah, maka mintalah apapun yang kamu inginkan dan jangan batasi itu. Akan tetapi ketika berdoa kepada Allah jangan lupakan pula usaha yang kita lakukan, karena prestasi yang kita minta aka terus dalam genggaman Allah ketika kita tidak mengambilnya. Esensinya seseorang yang menjadikan prestasi sebagai target akan terus berusaha mencapai target itu, karena tidak dikatakan berprestasi secara pribadi ketika ia tidak mencapai targetnya. Motivasi adalah pilar yang sangat berpengaruh akan munculnya prestasi. Reinforcement atau dorongan dari motivasi itu memberikan sebuah stimulus terhadap seseorang, sehingga memancing adanya respon yang baik dan menghasilkan adanya prestasi.  Dalam teori Kebutuhan Abraham Maslow diterangkan bahwa dalam diri pribadi manusia ada Esteem or Status or Egoistic Needs yaitu kebutuhan akan penghargaan, pengakuan serta apresiasi yang diberikan oleh lingkungannya. Secara naluriah hal ini dimiliki oleh setiap individu manusia, sehingga ketika kebutuhan ini terpenuhi secara baik akan memberikan motivasi atau reinforcement terhadap setiap individu manusia dalam mengembangkan dirinya dan dalam berprestasi. Disamping itu, ada kebutuhan lain yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu Self Actualization yaitu kebutuhan aktualisasi diri dengan seluruh kemampuan, keterampilan dan potensi dirinya. Artinya, ketika manusia merasa ada hal yang perlu dicapai dengan segala kebutuhan itu, manusia akan berusaha untuk mencapai hal itu, sehingga motivasi atau reinforcement menjadi hal yang penting dalam membangunkan birahi seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya. Ma’had UIN Syarif Hidayatullah memberikan ruang sebesar-besarnya untuk berkarya. Misalnya; memberikan informasi tentang perlombaan, melakukan pelatihan-pelatihan, dan memberikan penghargaan berupa acara Mahad Achivement Award (MAA), itu semua diberikan sebagai stimulus bagi seluruh Mahasantri supaya terus berkarya dan berprestasi. Ini merupakan bentuk pemberian reinforcement terhadap mahasantri terlebih untuk mahasantri yang mendapatkan BIDIKMISI untuk terus berprestasi. Oleh karena itu, motivasi akan menjadi prestasi. Motivasi sangat penting diberikan kepada manusia, karena dalam diri manusia ada rasa ingin disanjung, dihormati dan diberikan apresiasi. Dengan pemberian motivasi seseorang akan berpikir secara kognitif untuk terus dan berusaha mencapai prestasi, karena dengan reinforcement yang tinggi dan terukur akan mengangkat birahi seseorang dalam mengaktualisasikan dirinya sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya.   Editor: Redaktur “BUSA” Buletin Mahasantri Mabna Syaikh Nawawi