MERUBAH PARADIGMA MAHASISWA YANG MENGANGGAP BAHWA KULIAH HANYA UNTUK MENCARI GELAR
MERUBAH PARADIGMA MAHASISWA YANG MENGANGGAP BAHWA KULIAH HANYA UNTUK MENCARI GELAR
acep Oleh : Acep Lukman Nul Hakim ( 11150161000018 / Mahasantri Ma'had Syeikh Nawawi / Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan) “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu, dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” Mahasiswa sebagai insan agent of change sangatlah berpengaruh dalam suatu negara. Semangat muda yang menggelegar dalam mewujudkan cita-cita bangsa masih tertanam dalam jiwa mahasiswa. Ir Soekarno pun pernah menanamkan “…Berikan aku sepuluh pemuda maka akan aku guncangkan dunia!!”. Hal tersebut menanamkan bahwa mahasiswa sangat berperan penting dalam suatu Negara. Seiring kemajuan zaman, perkembangan karakter mahasiswa kian berubah. Mahasiswa yang hidup di masa lampau dengan hanya fasilitas terbatas mampu bersaing serta dapat berpengaruh dalam kehidupan bernegara. Dengan kemajuan teknologi serta pengaruh globalisasi membuat banyak permasalahan seperti, kemiskinan di berbagai pelosok negeri, pendidikan yang tidak merata, bahkan lapangan pekerjaan kian sulit untuk dicari. Banyak para mahasiswa dengan lulus setiap tahunnya menjadi pengangguran dan tidak linear terhadap profesinya. Maka mayoritas mahasiswa banyak yang menanamkan kuliah untuk mencari gelar saja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata mahasiswa memiliki arti orang yang sedang belajar di perguruan tinggi dengan berbagai latar belakang dan disiplin ilmu yang digelutinya. Gelar merupakan suatu titel yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dianggap sebagai tolak ukur kemampuan seseorang dan mempunyai daya saing tersendiri. Di dalam pencapaian suatu gelar, hal ini merupakan suatu hal yang membutuhkan perjuangan. Gelar tersebut sebagai buah dari perjuangan. Berbeda dengan kehidupan saat ini, para mahasiswa menjadikan gelar sebagai tujuan awal dari perkuliahan, sehingga dalam pembelajaran berlangsung dianggap sebagai hal yang sepele. Dalam suatu pembelajaran kita harus mengetahui tujuan dari belajar tersebut. Apakah untuk mendapatkan gelar saja atau ingin meraih sebuah ilmu yang bermanfaat?. Hal ini tergantung kepada niat mahasiwa sendiri. Jika dihubungkan dalam kajian Islam bahwa apabila kita mengerjakan sesuatu itu tergantung pada niatnya dan hasil yang diperoleh tergantung pula pada niatnya. Sebagaimana dalam Kitab Hadits Arbain karangan Imam Nawawi di bawah ini: إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى “Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan.” Hadits tersebut menunjukan bahwa ketika mahasiswa kuliah dengan niat untuk mencari gelar saja, maka ia akan mendapatkan hanya gelar saja. Tetapi, apabila mahasiswa dengan niat kuliah untuk mencari ilmu, maka ia akan mendapatkan sebuah ilmu serta buah dari ilmu tersebut. Selain memperoleh gelar yang menunjukan eksistensi mahasiswa, ia pula dapat mengimplementasikan ilmu yang didapatkan selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat. Selain meluruskan niat untuk kuliah, hal lain yang dapat dilakukan yaitu melalui penyuluhan dalam kegiatan seminar, sehingga mahasiswa yang satu dengan yang lainnya dapat saling menasehati mengenai hal tersebut. Maka dari itu, solusi untuk mengubah paradigma tersebut dengan cara meluruskan niat kuliah serta diberikan pemahaman melalui seminar dan penyuluhan baik di sekitar kampus maupun dalam pembelajaran berlangsung, sehingga mahasiswa sebagai agent of change dapat merubah peradaban menjadi lebih baik lagi pada tahap Nasional maupun Internasional.