Meraih Ampunan Allah SWT
Artikel Agama
oleh Ust. Dr. Muhammad Sholeh Hasan,Lc., M.Ag.
Sebuah hadist Nabi Muhammad SAW menyebutkan
عَنْ أَنسِ بن مالكٍ رضي الله عنه ، قَالَ: سََِعتُ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يَقولُ: قالَ
اللهُ تَعالى: يا ابنَ آدَمَ، إنَّكَ ما دَعَوتَني ورَجَوتَني غَفَرتُ لك على ما كانَ مِنكَ ولا أُبالي، يا ابن
آدمُ لَوَ بَ لَغَتْ ذُنُوبُك عَنانَ السَّماءِ، ثمَّ اس تَغفَرتَني، غَفَرْتُ لكَ، يا ابنَ آدم إنَّك لو أَتَيتَني
بِقُرابِ الأرضِ خَطايا، ثمَّ لَقِيتَني لا تُشركُ بي شَيئاً، لأتيتُكَ بِقُرابها مغفرةً . رواهُ التِِّمذيُّ .
وقالَ: حديثٌ حَسَن . مَ
Terjemahan :
“Dari Anas bin Malik ra berkata : Aku mendengar nabi saw bersabda. Allah swt berfirman : Wahai putra putri Adam. Sesungguhnya selama engkau berdoa dan mengharap niscaya Aku ampuni dosa-dosamu. Aku tidak peduli berapa banyaknya dan besarnya dosamu. Wahai putra putri Adam. Kalaulah dosa-dosamu sebanyak awan di langit, kemudian engkau meminta ampun kepadaku niscaya akan aku ampuni. Wahai putra putri Adam. Jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukanku sedikitpun, niscaya akan aku temuimu dengan ampunan seluas bumi”. Riwayat imam Turmudzi (Kualitas hadits : Hasan Sahih). Sumber Kitan Arbain Nawawi 42
Syarah hadits
Pada hadits ini terdapat empat kata kunci, agar manusia diampuni dosa-dosanya :
- Banyak berdoa.
Minimal kita mengamalkan wirid harian yang diajarkan oleh Habib Abdullah al-Haddad dibaca pagi hari dan sore hari. Wirid ini insya Allah tidak mengganggu aktivitas para karyawan di kantor, para guru di sekolah dan para pekerja jasa angkutan umum.
Untuk malam hari cukup mengamalkan Ratib al-Haddad, dibaca setelah salat isya langsung atau menjelang tidur.
Akan lebih maqbul ditambah membaca wirid harian kitab Dala>il al-Khairat karya Abu ‘Abdillah Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli. - Banyak berharap
Selalu berharap dalam bentuk istiqamah dalam berdo’a dan memiliki keyakinan diijabah dan memperhatikan langkah-langkah apa saja agar doa kita diijabah. Diantaranya 1. Bertaubat. 2. Memilih waktu mustajab (biasanya pada malam hari). 3. Yakin diijabah. 5. Tidak isti’ja>l/terburu-buru ingin diijabah, efeknya akan berhenti berdoa kalau tidak cepet diijabah. Terkadang Allah swt mengijabah dalam bentuk bukan pilihan kita dan menurut Allah swt hal itu terbaik buat kita. 6. Istiqamah dalam berdoa. 7. Makan dan minum dari sumber yang halal. - Banyak beristigfar.
a. Memperbanyak membaca sayyidu al-Istigfar.
b. Memperbanyak membaca istigfar minimal tujuh puluh kali sesuai ajaran nabi saw.
c. Bertaubat dan tidak mengulang perbuatan dosa.
وَعَنْ شَدَّادِ بْ ن أَوْسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ ا للَّ صَل ى اللََُّّ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : سَيِِدُ الِاسْتِغْفَارِ
أَنْ يَ قُولَ الْعَبْدُ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِِي لَا إلَهَ إلَّا أَنْتَ خَلَقْتنِي، وَأَنََ عَبْدُك، وَأَنََ عَلَى عَهْدِك وَوَعْدِك
مَا اسْتَطَعْت، أَعُوذُ بِك مِنْ شَرِِ مَا صَنَ عْت، أَبُوءُ لَك بِنِعْمَتِك عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَك بِذَنْبِِ فَاغْفِرْ لِي،
فَإِنَّهُ لَا يَ غْفِرُ الذُّنُوبَ إلَّا أَنْتَ» أَخْرَجَهُ الْبُخَارِيُّ. مَ
“Dari Syaddad bin Aus ra berkata, Rasulullah saw bersabda : Sayyidul Istighfar adalah seorang hamba mengucapkan : Ya Allah, engkau adalah Rabku, tiada Ilah yang benar selain Engkau. Engkaulah yang menciptakan aku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang aku perbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku. Dan aku mengakui dosa-dosaku. Oleh karena itu ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. H.R. al-Bukhari. Sahih: al-Bukhari 5947. Bulugu al-Maram. 1455.
Lafazh selengkapnya adalah sebagai berikut :
مَنْ قَالَهَا مِنْ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
“Barang siapa mengucapkannya dengan keyakinan pada siang hari lantas ia meninggal pada hari itu sebelum sore hari maka ia termasuk penduduk surga. Dan barang siapa mengucapkannya dengan yakin pada malam hari, lalu ia meninggal pada malam itu sebelum masuk waktu Subuh maka ia termasuk penduduk surga."
al-Thibbi berkata : Karena doa mengandung makna taubat yang komplek, maka ia disebut dengan sebutan sayyid yang makna asalnya adalah pemimpin yang menjadi tumpuan kebutuhan dan tempat kembalinya segala urusan.
Dalam riwayat al-Tirmidzi tercantum :
أَلَا أَدُلُّك عَلَى سَيِِدِ الِاسْتِغْفَا ر
“Maukah kamu aku tunjukkan sayyid istighfar?”.
Dalam riwayat al-Nasa'i dari hadits Jabir ra :
تَعَلَّمُوا سَيِِدَ الِاسْتِغْفَارِ
“Pelajarilah sayyidul istighfar!”
Hadits ini mencakup pengakuan terhadap kerububiahan Allah Ta'ala, penghambaan diri seorang hamba, ke-Maha Esa-an Allah mengakui bahwa Dia adalah Maha Pencipta, mengakui perjanjian yang dulu pernah diambil seluruh umat manusia, mengakui keterbatasan dalam memenuhi perjanjian tersebut, permohonan agar Allah melindungi dari keburukan dosa-dosa seperti ucapan : Dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri dan kejelekan amalan kami, mengakui kenikmatan yang telah diberikan Allah kepada hamba-Nya, hanya memohon kepada-Nya, mengakui dosa-dosa, memohon ampunan dan mengakui hanya Allah-lah yang dapat mengampuni segala dosa-dosa.
Keutamaan banyak beristigfar :
من لزم الاستغفار في بعض المسانيد عن ابن عباس أن رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قال
جعل الله له من كل هم فرجاً، ومن كل ضيق مخرجاً، ورزقه من حيث لا يحتسب
“Barang siapa yang mulazamah/continue dalam beristigfar akan Allah berikan : Jalan keluar terhadap Humum/penyakit galau terhadap masa depan. Jalan keluar terhadap kesempitan hidup. Meraih rizki dari arah yang tidak disangka”.
4. Tidak musyrik.
Rasulullah SAW bersabda :
أَنَّ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِي شَيْئًا أَنْ يُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ
“Barang siapa meninggal dunia sementara ia tidak pernah menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun maka ia akan masuk ke dalam surga”.
Semoga kita semua terbimbing dalam mengamalkan hadits ini. Amin.
Kosakata hadits
Da’autani : selama engkau berdoa kepadaku, memohon ampunan dosa dan tetap istiqamah beribadah kepadaku sesuai aturan agama.
Rajautani : mengharapkan ampunan dan rahmatku, takut akan siksaanku dan gentar akan keagunganku.
Ala maa kana minka : banyaknya dosa yang ada padamu, baik dosa besar maupun dosa kecil.
La Ubali : dosa-dosa besar dan dosa-dosa kacil itu tidak aku hiraukan. Hal itu tidak sebanding dengan kemaha agungan Allah swt.
‘Anana : jarak sebatas mata memandang.
Qurabi al-Ardh : hampir memenuhi bumi. (AH)