Mahasantri MSN KKN ke Turki
Dengan tekad yang kuat serta usaha yang keras, seorang mahasantri Ma'had Al-Jami'ah Mabna Syekh Nawawi yang juga merupakan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Negara Turki. Adalah Acep Lukmanul Hakim, bersama kedua temannya melakukan KKN di Turki, tepatnya di sekolah Sahinkaya Koleji, Provinsi Bursa, Turki. Mengusung judul “global peace school”, sejak 2 Juli hingga 13 Agustus 2018 berbagai kegiatan dilaksanakan, seperti teaching private english anak berumur sembilan tahun level satu, menggalakkan education campaign, international book values dan pre–aring bulletin boards. Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Jurusan Pendidikan Biologi, (PBIO) semester enam, Acep Lukman Nul Hakim menjelaskan, ia memilih KKN Internasional agar dapat melihat dunia lebih dalam dan mengenal budaya lain. Menurut Acep, hal tersebut merupakan kesempatan emas bagi Acep, sehingga ia tidak akan menyia-nyiakannya. “Turki sebagai pilihan tempat KKN kami karena, salah satu negara yang memiliki khazanah Islam yang banyak, mayoritas Muslim, namun konsentrasi pendidikan bahasa Inggris masih kurang”, Ujarnya. Selain itu, tempat tinggal dan kebutuhan makan, disediakan oleh pihak sekolah. Acep berpesan, terutama kepada para mahasiswa agar dapat mengabdikan diri kepada masyarakat, baik di dalam negeri maupun luar negri. “Karena saat ini, dunia sangat membutuhkan peran mahasiswa”, Jelasnya. Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), jurusan Tarjamah Bahasa Arab, semester empat, Hanif Hidayatullah menuturkan, dirinya kenal betul dengan Acep, karena tempat tinggalnya yang bersamaan yaitu di Mabna Syaikh Nawawi Ma'had Al-Jami'ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Menurutnya, Acep merupakan orang yang sangat sibuk, namun tetap enjoy menjalani kegiatannya. “Persiapan Acep untuk KKN Internasional di Turki, mulai dari pengajuan proposal hingga belajar bahasa Turki. Usaha yang sangat luar biasa dilakukan Acep, sehhingga dapat menginspirasi saya,” Paparnya. Bahkan Hanif banyak belajar dari Acep, agar bisa belajar ke berbagai negara tetangga lainnya. Acep sudah keliling ke beberapa negara di Asia Tenggara, dan juga pernah menjadi tour guide. “Kunci yang terpenting adalah jangan takut gagal dan berani. Maksimalkan usaha untuk menggapai cita-cita, agar dapat membanggakan orang tua, sekolah maupun orang terdekat,” Tukasnya.