Ma’had al-Jami’ah Gandeng ALII UIN Jakarta: Diskusi Panel AI & Islamic Ethos Warnai MOSA 2025
Jakarta – Momentum Masa Orientasi Mahasantri (MOSA) 2025 Ma’had al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berlangsung berbeda tahun ini. Tidak hanya diisi dengan pengenalan lingkungan kampus, kegiatan ini juga menghadirkan diskusi panel kolaboratif bersama Artificial Intelligence Literacy and Innovation Institute (ALII) UIN Jakarta.
Mengangkat tema “Artificial Intelligence dan Islamic Ethos: Membentuk Mahasantri yang Berkarakter dan Berperan Global”, panel ini menghadirkan dua narasumber muda inspiratif: Rizal Mahfuzo dan Fajar Pinastia, AI Literacy Educator dari ALII UIN Jakarta.
Dalam paparannya, kedua narasumber menekankan pentingnya literasi kecerdasan buatan (AI) bagi generasi mahasantri. “AI bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal etika, nilai, dan cara kita memanfaatkannya untuk kebaikan,” ungkap Rizal Mahfuzo.
Fajar Pinastia menambahkan, mahasantri perlu mengambil peran sebagai generasi yang mampu memadukan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai keislaman, sehingga tetap berkarakter sekaligus mampu bersaing di level global.
Kehadiran ALII semakin meneguhkan UIN Jakarta sebagai kampus pelopor kebijakan penggunaan AI di perguruan tinggi Islam. Sejak ditetapkan melalui SK Rektor No. 127/2025, UIN Jakarta menjadi institusi pertama yang mengatur penggunaan Generative AI dalam aktivitas akademik maupun non-akademik, termasuk penelitian, pembelajaran, hingga penulisan karya ilmiah.
Sesi ini menjadi daya tarik utama MOSA 2025, sekaligus bukti komitmen Ma’had al-Jami’ah untuk menyiapkan mahasantri yang siap menghadapi era digital. “Kami ingin mahasantri tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijak secara moral dalam menghadapi transformasi teknologi,” terang pengelola Ma’had.
Diskusi panel ini disambut antusias para peserta. Banyak dari mereka yang baru pertama kali mendengar tentang AI literacy dalam bingkai etika Islam. Dengan kolaborasi strategis ini, Ma’had al-Jami’ah dan ALII UIN Jakarta membuka ruang baru bagi lahirnya mahasantri berkarakter Islami, melek teknologi, dan berperan di kancah global. (IM)