“Hikmah Berqurban di Hari Raya Idul Adha”
“Hikmah Berqurban di Hari Raya Idul Adha”
Oleh : Ferdi ( 11150162000073 / Mahasantri Ma'had Syeikh Nawawi / Mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan)   Hadits Zaid Ibn Arqam, Ia berkata: “Wahai Rasulullah saw., apakah qurban itu?”, Rasulullah menjawab: “Qurban adalah sunahnya bapak kalian, Nabi Ibrahim as.” Mereka menjawab: “Apa keutamaan yang kami peroleh dengan qurban itu?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai rambutnya adalah satu kebaikan.” Mereka menjawab: “Bagaimana dengan bulu-bulunya?” Rasulullah menjawab: “Setiap satu helai bulunya juga satu kebaikan.” (HR. Ahmad dan Ibn Majah) pardi qurban 2 Sungguh selalu ada hikmah di setiap perintah yang Allah swt. serukan kepada kita selaku hamba-Nya, meskipun jika dipandang berat menjalaninya. Begitulah perintah berqurban yang didasari kepada kisah seorang ayah dan anak nan sholeh, Nabiyullah Ibrahim as. dan putranya Ismail as. Ibadah qurban merupakan salah satu pintu terbaik dalam aspek mendekatkan diri kepada Allah swt, sebagaimana ibadah shalat. Berqurban merupakan media taqwa dan bukti ketaqwaan seorang hamba kepada Rabb-Nya. Firman Allah swt. ..”Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah...”(Q.S. Al-Kautsar [108] : 2). Dikisahkan, Nabi Ibrahim as. rutin berqurban binatang ternaknya. Beliau berqurban seribu ekor kambing, tiga ratus ekor sapi, dan seratus ekor unta. Masyarakat di sekitarnya begitu takjub dan berkata: “Wah Ibrahim hebat!”, Dengan tidak menunjukkan i’tikad sombong Nabi Ibrahim as. menjawab: “Hewan ternak ini biasa saja, seandainya aku dikaruniai putra, ia akan aku Qurbankan.” Atas izin Allah SWT, Nabi Ibrahim pun dikaruniai seorang putra bernama Isma’il. Kehadiran putra yang diidam-idamkan oleh beliau sehingga ia lupa akan janjinya yang telah disebutkan diatas, Nabi Ibrahim as. pun ditegur oleh Allah swt. dengan mimpi-mimpinya berulang kali yakni untuk menyembelih putra tercintanya Isma’il as. Sewaktu Nabi Ibrahim menyakini mimpi itu bersumber dari Allah swt., Ia segera menyampaikan kepada putranya Isma’il as. bahwa Allah SWT telah memerintahkannya untuk menyembelih Isma’il as. Jiwa kesalehan Isma’il pun diuji untuk berbakti kepada Rabb-nya, Isma’il pun menurutinya. Tatkala pisau tajam yang dipersiapkan Nabi Ibrahim as. akan menghunus leher Isma’il, Allah swt. melalui malaikat Jibril menggantikan Isma’il dengan seekor gibas. Sehingga, gibas yang disembelih bukan Nabi Ismail as. Nabi Isma’il as. pun selamat dari proses penyembelihan itu. Kisah Nabi Ibrahim as. dan Nabi Isma’il as. tersebut memberikan contoh kepada kita agar jangan sampai terpenjara oleh kecintaan kepada dunia (harta dan kedudukan) secara berlebihan dan membawa dirinya lupa kepada hakikat dan tujuan hidupnya yang sejati, yakni memperoleh mardhatillah (keridhoan Allah swt). pardi qurban 2 Ibadah qurban juga memiliki nilai positif pada aspek sosial. Sebagaimana kita ketahui bahwa distribusi daging qurban mencakup seluruh kaum muslim, dari kalangan manapun strata sosialnya, fakir miskin hingga mampu sekalipun. Sehingga, hal ini akan memupuk rasa solidaritas umat. Jika mungkin bagi si fakir dan miskin, makan daging adalah suatu yang sangat jarang. Tapi pada saat hari raya Idul Adha, semua akan merasakan konsumsi makanan yang sama.