AKULAH BUAH SEGALA USAHA
Oleh: Robby Maulana Ikbal (Mahasantri Mabna Syekh Nawawi)
Senja kini berganti malam, namun tetap saja tak membawa perubahan yang berarti, perubahan dalam hal pemikiran, pemikiran yang umum dimiliki oleh setiap insan bertulang belakang. Aku adalah aku, tak ada satupun pribadi yang ingin berpisah dariku. Bilapun ada, dia adalah seorang yang bodoh yang telah memprediksikan bahwa pada detik ini dia akan menemui ajalnya, sehingga tidak terpikirkan dalam benaknya untuk mau mengusahakan masa depannya. Mengapa demikian? Ya, jawabannya cuma satu, karena dia tidak mengenal atau bahkan dia tidak ingin kenal denganku. Namun demikian, aku tetap bangga karena telah banyak membantu dalam meningkatkan mutu hidup orang banyak, mutu hidup orang-orang yang mau berusaha. karena sebenarnya peranku di dunia ini adalah sebagai buah dari keringat orang-orang yang mau berusaha. Ada sedikit cerita menarik tentang aku! Jadi begini....
“Disuatu hari tanpa sengaja, ku bertemu dengan seorang gadis cantik yang sedang membawa buku dalam pelukannya. Kulihat parasnya yang begitu mempesona dibalut oleh behel yang merangkai dalam gigi-gigi utuhnya. Dan satu hal yang sangat membuatku bahagia ketika melihatnya, itu adalah persoalan apa yang dia bawa dalam pelukannya. Ya, buku ! itu berarti saat ini dia sedang berusaha untuk meraihku. Rasa penasaran membawaku untuk dapat mengenalnya lebih jauh lagi mengenai kepribadian dibalik senyum manisnya. Dan ternyata dia adalah seorang gadis idaman para calon suami yang sangat gemar dalam perihal membaca. Kesana kemari dia selalu membawa buku (walaupun tidak selalu dia peluk), sehingga ketika mendapati waktu luang dia bisa segera menambah pengetahuannya. Segudang prestasi telah berhasil dia raih dengan membaca, mulai dari juara lomba karya tulis ilmiah, lomba menulis cerita pendek dan yang lainnya. Tidak hanya sampai disitu, dia juga ternyata seorang gadis yang dekat dengan Tuhannya. Persoalan ibadah selalu dia jadikan prioritas yang tidak bisa dikesampingkan. Bagaimana tidak, ternyata dia adalah seorang anak maha guru pengasuh pondok pesantren paling terkenal di zamannya. Sejak kecil dia telah dicekoki oleh ilmu agama, sehingga kini ketika dia telah menjadi gadis idaman hati, dia telah mempunyai modal untuk berprestasi dalam hal akhirat pada tujuan akhirnya kelak. Namun ini bukan berarti pengaruh dari siapa bapaknya ataupun apa kedudukan orang tuanya belaka, ini merupakan sebuah fitrah yang telah Tuhan berikan kepada setiap makhluknya yang tidak semuanya bisa mencapai fitrahnya itu, tapi dia bisa ! Karena dia telah bekerja keras dalam menuntut ilmu demi aku. Sekali lagi dia adalah seorang gadis idaman yang rajin dan solehah, dia tidak memiliki waktu luang untuk bersantai atau hanya sekedar bersenang-senang ria dalam menghabiskan waktu tanpa menghasilkan manfaat. Dia sangat tekun dalam belajar, beribadah, dan dalam segala hal yang akan mensukseskannya untuk dunia dan akhiratnya. Dan kesuksesan dunia akhirat tersebut sedikit demi sedikit telah berhasil dia raih dimasa mudanya. Mengapa? karena dia selalu merasa senang ketika telah bersamaku, yang menjadikannya ingin terus dan terus berusaha belajar untuk bisa menjadi insan yang lebih baik lagi”.
Wkwkwk, itulah sepenggal kisah atau tepatnya kasih tentang keberadaan diriku dan dirinya di dunia ini, yaa walaupun tidak begitu menarik setidaknya aku bisa berperan serta dalam retorika hidupnya.
Sebenarnya aku ini mempunyai pribadi yang loyalnya minta ampun. Banyak waktu yang aku luangkan agar mereka para makhluk bertulang belakang bisa duduk bersanding bersamaku. Karena aku sangat yakin, bahkan buktinya sudah sangat banyak, bahwa siapa saja orangnya apabila sudah bersamaku maka dia akan mendapatkan sesuatu yang spesial di mata orang banyak. Kita ambil contoh besar para pejabat yang saat ini posisinya ada di kementerian pemerintahan, bila kita korek kisah sebagian dari mereka tentang bagaimana mereka bisa menjadi pejabat negara seperti saat ini, pasti sebagian mereka menjawab “pahit”. Mengapa? bisa jadi karena dulu semasa kecilnya mereka berasal dari kalangan ekonomi orang tua yang rendah, yang bahkan untuk mendapatkan sesuap nasi saja harus bekerja seharian terlebih dahulu. Sehingga timbul dalam hati mereka untuk bisa mengangkat martabat kedua orang tuanya tersebut untuk bisa hidup layak. Bisa juga karena dulunya mereka adalah orang-orang yang tak karuan hidupnya, dan kembali diluruskan jalan hidupnya oleh Tuhan agar mau kembali berusaha meraihku, sehingga dengan keinginan dan usaha yang kuat, bahkan bila harus mengunyah pil pahit dalam proses pencapaiannya, mereka tetap mau berusaha. Hingga akhirnya mereka bisa bertatap muka denganku. Dan lihatlah, karena aku, saat ini mereka dapat tersenyum manis di atas kursi yang empuk. Coba pikirkan, kurang apalagi aku ini? Namun demikian tidak bisa dipungkiri juga, bahwa Tuhan Yang Maha Esa itu telah menciptakan otak manusia dengan segala perbedaan tanpa ada satupun kesamaan diantara individunya. Jadi wajar saja bila kadang aku sempat dikesampingkan oleh mereka, mereka yang belum disadarkan bahwa betapa pentingnya aku. Cepatlah sadar kawan! berusahalah untuk mengenalku! sadarilah kawan seberapa pentingnya kehadiranku! raihlah kawan, raihlah diriku! karena denganku, mereka yang kalian anggap sebagai orang tua akan merasa bangga. Dan untuk kesekian kalinya kukatakan, ‘mengapa’? “ karena aku adalah prestasimu “.
Editor: Redaktur “BUSA” Buletin Mahasantri Mabna Syaikh Nawawi
#Tulisan ini telah diikutkan dalam seleksi penerbitan buletin Mabna Syekh Nawawi.