“KEBANYAKAN MANUSIA PACARAN BUKAN KARENA CINTA, TAPI KARENA NAFSU BIRAHI MELIHAT CANTIK DAN TAMPAN”
“KEBANYAKAN MANUSIA PACARAN BUKAN KARENA CINTA, TAPI KARENA NAFSU BIRAHI MELIHAT CANTIK DAN TAMPAN”
utk apa pacaran Oleh : Faizal Zakki Muttaqin ( 11150340000061 / Mudabbir Ma'had Syeikh Abdul Karim - Mahasiswa Fakultas Ushuluddin) Assalaamu’alaikum Wr. Wb bagaimana kabar teman-teman semua ? Alhamdulillah kita masih bisa menghirup udara segar di pagi hari, di siang hari, maupun di sore hari. Ini semua nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada kita semua, sehingga kita masih merasakan nikmatnya ibadah, nimatnya menuntut ilmu dan nikmatnya beramal sholeh. Baik, saya ingin berbagi kepada teman-teman semua, dan semoga ini bermanfaat, Aamiin. Al-Habib Hasan Bin Ja’far Assegaf, salah satu pimpinan atau khodam di majelis Nurul Musthofa Jakarta, beliau mengatakan: “KEBANYAKAN MANUSIA PACARAN BUKAN KARENA CINTA, TAPI KARENA NAFSU BIRAHI MELIHAT CANTIK DAN TAMPAN”. Jika kita mencintai seseorang kemudian hanya melihat cantiknya saja, maka kurang sempurna, maka lihatlah akhlak dan agamanya, apalagi cinta itu di nodai dengan hal pacaran, naudzubuillah. Cinta adalah anugerah yang Allah SWT berikan kepada kita semua, maka jangan di nodai dengan hal maksiat seperti pacaran yang banyak mudhorotnya (kerugiannya). Berapa banyak orang yang pacaran sehingga ia melupakan penciptanya, berapa banyak orang yang pacaran dan terjadi perzinahan, naudzubillah. Maka kita harus menghindari dan menjauhi hal-hal yang kurang bermanfaat bagi kita, apalagi hal seperti pacaran. Padahal Islam sudah memberi jalan bahwa mengenali pasangan bisa dari empat hal: (1) kecantikan, (2) martabat (keturunan), (3) kekayaan atau (4) baik atau tidak agamanya. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ “Perempuan itu dinikahi karena empat faktor yaitu agama, martabat, harta dan kecantikannya. Pilihlah perempuan yang baik agamanya. Jika tidak, niscaya engkau akan menjadi orang yang merugi”. (HR. Bukhari no. 5090 dan Muslim no. 1446). Ketahuilah bahwa nikah adalah tanda ingin serius, sedangkan pacaran hanya ingin terus dipermainkan. Jangan heran jika ada yang sudah pacaran bertahun-tahun, namun pernikahan mereka tidak sampai setahun jadi bubar. Coba lihat saja para sahabat Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, tidak pernah menempuh jalan pacaran ketika mencari pasangan. Sekali ta’aruf, merasa cocok, sudah langsung menuju pelaminan. Tidak seperti para pemuda saat ini yang menjalani pacaran hingga 10 tahun untuk bisa saling mengenal lebih dalam. Padahal para sahabat adalah sebaik-baik generasi sepeninggal Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang mesti dicontoh. Lihat saja apa yang terjadi ketika Fathimah dinikahi ‘Ali bin Abi Tholib atau Ruqoyyah yang dinikahi sahabat mulia ‘Utsman bin ‘Affan. Mereka tidak melewati proses penjajakan pacaran. Imam Ahmad berkata dalam Ushulus Sunnah, “Hendaklah kita berpegang teguh dengan ajaran para sahabat -radhiyallahu ‘anhum- serta mengikuti ajaran mereka.” So,,, Untuk Apa Pacaran Jika Menghalangi Cita-Cita Dan Masa Depan. Yuuuk,,, perbaiki diri @FZM